Seoul International Forum on Elections (SIFE) merupakan sebuah wadah komunikasi antar EMB (penyelenggara pemilu) di seluruh dunia untuk bertukar pengalaman, informasi, serta berinteraksi dan saling menimba ilmu dari KPU , (KPU = EMB) negara lain, Seoul International Forum on Elections (SIFE) sendiri diselenggarakan hampir setiap tahun oleh NEC (National Election Commission atau KPU Korea Selatan) dan AWEB (The Association of World Election Bodies) dan di tahun 2017 ini diselenggarakan di Hotel Mayfield Gangseo-gu, Seoul, Korea Selatan.

Disetiap tahun KPU Republik Indonesia selaku penyelenggara pemilihan umum di Indonesia selalu mengirimkan wakilnya diacara tersebut, dimana tahun ini diwakili oleh Pramono U Tanthowi selaku komisioner KPU RI terpilih periode 2017-2022. Penyelenggaraan Seoul International Forum on Elections, 2017 dibagi menjadi 3 sesi, setiap sesi diisi oleh 3 narasumber diantaranya terdapat komisioner EMB/KPU dari negara sahabat, komisioner yang mendapatkan kesempatan kali ini adalah Philipina, Korea Selatan, dan Georgia.

Jadi, apa saja yang dibahas dalam Seoul International Forum on Elections, 2017 serta apa manfaat yang dapat kita ambil dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia ?, berikut Ringkasannya :

Regis Dandoy Professor at the Waseda University (Japan) Give a speech

Kami tidak membahas keseluruhan topik yang dibahas oleh narasumber pada setiap sesinya, hanya beberapa hal yang kami anggap menarik untuk dibahas, namun keseluruan ringkasan materi dapat anda download dibawah.

Trend sosial media/ Berita Bohong / Fake news / Hoax / Troll

Berita bohong/troll/hoax merupakan sebuah trend yang selalu terjadi pada setiap penyelengaraan pemilu dibelahan dunia manapun saat ini, sampai saat ini KPU(EMB) sebagai penyelenggara pemilu belum mempunyai formula khusus untuk manengkal hal ini. Beberapa negara menggangap ini sebuah gangguan yang cukup besar, namun beberapa negara yang datang juga meyakini bahwa interaksi di sosial media atau berbicara politik di media merupakan sesuatu hal yang positif dan demokratis bagi negara mereka, dan bukan merupakan sesuatu yang harus dilarang dan dibatasi.
Lebih banyak pemilu - lebih demoratis, lebih banyak partai - lebih demokratis, lebih banyak penduduk berbicara masalah politik - lebih demokratis, dan demokratis adalah baik ~ setidaknya seperti itulah yang di yakini sebagian negara yang hadir dalam konfrensi tersebut

Beberapa negara memiliki badan perlindungan hak azazi bagi penduduknya dalam mengeluarkan pendapat, termasuk dimedia sosial salah satunya adalah korea selatan adapun batasan atau aturan dalam pelaksanaannya diatur oleh sebuah badan pemerintah tersebut dan bukan diatur oleh NEC/KPU (EMB). Jadi apabila ada pemilu dalam waktu dekat di Provinsi/Kota/Kabupaten di tempat anda tinggal maka tidak perlu risau, mari kita upgrade kapabilitas kita dalam menyikapi isu-isu tersebut, Sepakat bukan?

Tingkat Partisipasi Pemilih dan Pendidikan Pemilih

Isu utama sekaligus tugas pokok dari setiap KPU (EMB) disetiap negara adalah melayani pemilih sebanyak mungkin, persentase berapa banyak pemilih yang telah dilayani oleh KPU(EMB) dalam sebuah pemilu disebut tingkat partisipasi pemilih atau voters turnout. Tingkat partisipasi yang tinggi dari penyelenggaraan pemilu merupakan kebanggaan KPU sekaligus keberhasilan sebuah negara dalam menegakkan demokrasi. Berbicara mengenai tingkat partisipasi dan pendidikan pemilih, Georgia sebagai salah satu narasumber yang hadir serta India sebagai salah satu participant memiliki sebuah program  berkesinambungan yang sangat menarik. Di Georgia KPU/EMB dalam setiap waktu (mingguan) melatih beberapa kelompok masyarakat dan LSM mengenai pemilu, di forum tersebut semua permasalahan pemilu dan isu-isu mengenai pemilu dibahas, mungkin apabila model seperti ini dilakukan di indonesia tidak banyak isu-isu (hoax/fake news) yang liar berkeliaran di masa pemilu yang berpotensi meresahkan masyarakat. Georgia juga memiliki sebuah program khusus untuk pendidikan pemilih untuk perempuan.

Menurut halaman berikut http://www.electionguide.org/countries/id/81/ tingkat partisi pasi di Georgia tidak begitu mengesankan, namuan apa yang telah mereka lakukan untuk menaikan tingkat pertisipasi tersebut sangatlah luar biasa.

Seperti halnya Georgia, India sebagai salah satu pemilik daftar pemilih (voters) paling banyak didunia memiliki sebuah institut (training center) untuk mengajarkan pemilu kepada warganya sekaligus EMB negara-negara lain yang ingin belajar dan mengenal pemilu ala india, salah satu negara sahabat yang telah mencicipi institut pemilu india ini adalah negara di afrika barat yaitu Sierra Leone. Hompimpers!  untuk mengetahui lebih banyak tentang apa yang dibahas dalam SIFE 2017, silahkan download makalah melalui link dibawah.
 


*Special Thanks toA-WEB